Minggu, 10 Desember 2017

TIPS BELAJAR DAN BEKERJA TANPA KOPI


[BIARKAN KOPI MU ISTIRAHAT]

Apakah kamu adalah satu diantara banyak orang yang tak bisa lepas dari kopi? Jika iya, Yey! I got my patner. hahaha ^^ Kamu gak sendiri

Sejak kecil saya suka sekali sama yang namanya kopi, banyak dari teman teman di sekeliling ku mengatakan, selera makan saya hampir seperti orang tua. Its ok! No problem.
Hampir menjadi mindset saya jika kopi adalah cara terbaik menumbuhkan semangat dalam diri. That's the reason why coffee become my hero. haha
Fakta mengatakan bahwa senyawa kafein dalam kopi bisa menjadi perangsam sistem saraf pusat untuk menghilangkan kantuk dan meningkatkan kosentrasi dalam bekerja. and its work for me.

Tapi ternyata kopi bisa mengganggu kesehatan apabila terlalu banyak kita konsumsi misalnya (resah, debaran jantung tak menentu, insomia, diuresis, sampai masalah pencernaan) 
Dua hal diatas (insomia dan debaran jantung tak menentu) pernah saya alami ketika pekerjaan menumpuk datang dan ujian menjelang.

Lalu, tiba saat pikiran baik muncul "Saya harus mengurangi konsumsi kopi"  tapi bagaimana cara konsentrasi tanpa peran sang kopi untuk sementara ?

Ini beberapa tips yang bekerja dalam kasus saya :



AIR MINERAL  

 

Saya sudah mencoba banyak hal untuk membuat saya lebih bersemangat. Awalnya saya mengganti konsumsi kopi dengan teh. (Sama sama kafein) tapi... Its doesnt work. hahaha... Gak ada ngaruhnya sama sekali sama saya. :')

Jadi saya mengganti dengan minum lebih banyak air putih. dan berhasil ! Dalam kasus saya air putih menjadi teman yang cukup ampuh dalam menstimulasi semangat dan konsentrasi ku. Dalam beberapa artikel menyatakan bahwa minum air putih bisa membantu menstimulasi sistem saraf dan membuat kita semakin berenergi. Ini disebabkan karena saat berkonsentrasi pada satu hal, otak kita bekerja dengan maksimal. Oleh karena itu kandungan air dalam tubuh kita semakin lama sekamin menurut hingga dehidrasi timbul dan menyebabkan kinerja otak kita semakin menurun serta kelelahan. Di bagian inilah air membantu kita untuk mencegah kinerja otak yang menurun. And its work !

PENERANGAN MAXIMAL


Alasan utama orang-orang disekitar saya mengonsumsi kopi adalah karena ngantuk! 
Ngantuk + Pekerjaan numpuk + Deadline di ujung tanduk = Biuhh, ngopi aja dulu...
Sudah, sudah kalau ngantuk nya tingkat dewa. Skala mata udah nutup sendiri, pikiran dah burem, gak nyambung sana sini. Solusi utamanya bukan KOPI tapiii TIDUR. believe me.
Minum kopi saat ngantuk tingkat dewa dan dipaksakan hanya bisa menyisakan 2 hal dalam kasus saya: 
1. Ngantuk , Minum Kopi, Langsung Tidur alhasil terlelap gak kerasa sampai pagiii
2. Ngantuk, Minum Kopi, paksa bangun beberapa menit, terjaga ampai pagi, gak bisa tidur lagi, jantung berdebar kaya jatuh hati, keringat dingin tak henti, badan ringan seperti sedang tak menapak lagi. 
Udah, dalam kasus saya, udah kapok de minum kopi saat ngantuk banget. Alternatif terpaksanya yang bisa ampuh bagi saya adalah : 

2Ngantuk, Tidur, Masang alarm (kalau alarm jarang ampuh, ganti nada alarm sama yang gak sering terdengar di telinga) dan bangun dengan sendirinya (selama deadline jadi momok pasti bangun kok asal jangan lupa doa sebelum tidur) kalau habis bangun masih ngantuk, itu namanya males. Buat yang Islam segera wudhu dan shalat malam, kalau yang selain itu bisa gosok gigi, minum air putih dan kalau gak mangsa yaaaaaah..... Kopi lagi.. wkwk

***Kembali ke diskusi kita tentang cara mengistirahatkan kebiasaan ngopi kita. 
Agar tetap bisa konsentrasi saat mengerjakan pekerjaan mepet dan krusial tapi tanpa temen kopi, adalah pastikan tempat kamu terang. Kalau perlu seterang lampu teras, atau keluar ruangan sambil menikmati cahya mentari.


( jangan yang setengah setengah ya.. terangnya yang maximal haha ) 

Data yang saya baca mengatakan, penerangan bisa menjadi stimulan untuk membuat otak tetap terjaga hingga bisa menimbulkan semangat dalam tubuh. Selain terang bisa buat kita lebih teliti, terang juga bisa kita semakin semangat guys. 

Dalam kasus saya, biasanya penerangan dan air putih menjadi makanan wajib kalau pingin konsen tapi gak ngopi. ^^
 

MUSIK

 

Kalau yang satu ini makanan wajib kali ya untuk para insan yang butuh moodbooster . MUSIK. Mendengarkan musik beberapa saat bisa memacu detak jantung dan membuat darah mengalir lebih cepat ke tubuh hingga bisa meningkatkan semangat di dalam tubuh. 

Itu kenapa musik bisa cocok digunakan sebagai pemicu bangunnya otak untuk tidak lupa rileks dalam menjalani beratnya pekerjaan atau kemalasan. wkwk nggak jelas, skip.lanjut

Oh iya, dalam kasus saya. Musik, air putih, Penerangan yang baik plus makanan ringan adalah stimulan menyenangkan selain kopi. ^^
Selanjutnya , 

GAME


Sebenarnya saya gak mau masukin ini , karena takut ada yang protes. Tapi ini bisa jadi jalan ampuh untuk memulai pekerjaan yang serius yang menyita energi banyak. 
Bermain game selama 10-20 menit bisa mengaktifkan kembali otak dan tubuh kita dari fase malas. Selain menyenangkan games bisa meningkatkan energi supaya otak kita "bangun" dan bekerja lebih 2E (Efektif dan Efisien) dengan cara yang menyenangkan.
Ini menjadi cara ampuh bagi saya, tapiiii.... Bagi saya pribadi dalam menerapkan langkah ini harus memikirkan management waktu yang baik. Jangan sampai terlarut dengan permainan dan pekerjaan jadi keteteran. 
Pilihlah game yang tidak bersifat membuat penasaran seperti genre adventure, atau virtual macam the sim, apalagi game gak bisa di pause dan memakan waktu lama +addictive macam Dota dkk. NO NO NO. Jangan coba kalau bukan ahlinya. Sekali lagi jangan ambil game yang bikin ketagihan. (Kamu sendiri yang tahu mana game yang gak bisa di hentikan pemakaiannya dan mana yang hanya killing time tapi "cukup" mengasikan buat bisa "melek") Ok ;)
Coba saja permainan kecil tapi mengasikkan, misal  Minesweepers, Catur atau mainan kecil lainnya luxor dll..

Itu lebih recommend bagi saya.. ^^ 
TERAKHIR TAPI BUKAN AKHIR

TEMEN NGOBROL 



Gak perlu dijelaskan, gak ada yang lebih menyenangkan dari punya temen ngobrol di sekitar kita. 
Apa lagi kalau temen ngobrolnya sahabat atau keluuarga yang asik asik dan menyanyangi kita. 
Di jamin langsung semangat belajar dan bekerja..

Tapi inget jangan lupa manajemen waktunya, jangan sampai keterusan sampai lupa kerjaan.
Karna hanya kamu yang paling mengerti momen prioritas yang perlu ada untuk hidup kamu

Sampai disini tips saya, semoga berhasil .. ^^

 

Minggu, 03 Desember 2017

Belajar Menulis [Part 2] Yono Galau, Kang Mamad Bertuah


Ceritanya hari ini saya mau belajar nulis lagi wkwk.
Kali ini, cerita ini terbentuk akibat dari pesan line saya pada seseorang yang ternyata tidak di balas balas padahal bagi saya penting sekali.
Alhamdulillah sudah di read tapi Alhamdulillah belum dibalas sudah 7 menit berlalu.
Ya sudahlah, makanya untuk mengusir prasangka prasangka buruk saya yang ada di pikiran.
Lebih baik saya ngeblog aja mumpung ada quota dan niat. wkwk
So... Ini cerita kedua saya :

Cerpen : Yono Galau, Kang Mamad bertuah


Ahad itu, Mega merah pertanda magrib datang telah muncul dengan gagahnya. Suara ajakan mendirikan shalat terdengar di penjuru desa. Kala itu, kang mamad juru kunci mushola desa segera mengajak anak-anak kecil yang berlarian di latar mushola untuk segera ambil wudhu dan membuat shaf di belakang dengan rapi sembari mengingatkan “Mengko yen pak ustadz wis shalat, jok rame-rame yo! Yen rame lapor ne aku, mengko ra tak bage-i cemilan bar ngaji”* kata kang mamad dengan mata melotot dan senyum jahat [chuckle].

*translate : Nanti kalau pak ustadz shalat, jangan berisik ya! Kalau ada yang berisik laporkan ke aku nanti gak tak kasih makanan setelah ngaji.

Tapi anak kecil tetaplah anak kecil, alhasil merekapun tetap berlarian kesana kemari saat shalat di laksanakan. Seluruh jamaah mushola yang terbiasa dengan hal ini pun tetap khyusuk melaksanakan shalat jamaah walau ada di antara mereka yang tidak khusuk. Beberapa orang yang tidak khusuk melaksanakan shalat dan tersadar akan ketidak khusukannya sesekali beristigfar dan fokus kembali. Usai shalat, kang mamad berdzikir sebentar lalu beranjak ke latar mushola menemui anak-anak untuk melanjutkan sesi mengaji setelah sebelumnya telah di potong adzan magrib tadi. 
Selangkah demi selangkah, tak sengaja ia melihat pemuda dengan mimik sedih duduk bersandar di mushola, kang mamad yang tidak tahan melihat atau penasaran pun segera menghampiri “Ada apa? Mukamu muram durja gitu” sahut kang mamad. “Ah Kang, aku sedang berfikir. Sulit sekali khusuk shalat kang, tadi 3 rakaat saja, aku mikir aneh-aneh mulu kang. Mana tugas sekolah, mana game dota ku ada event pingin buru-buru main, mana amak masak cumi bumbu santan kesukaanku. Aduh,,, gimana nih kang? Tak benar ini, aku dapat pahala tidak ini kang shalat jamaah? Atau aku shalat sendiri aja lah di rumah?”.

 “haduh, haduh tak benar kamu ini Yon, sudah bagus kamu shalat jamaah, lakukan saja terus, yang salah itu fokus kamu, latihan saja luruskan niat, lama-lama jagolah kamu khusuk dalam shalat. Kalau kamu shalat sendiri, yakinkah kamu bisa khusuk shalat? Kata guru sma ku dulu bapak Buchori, beliau pernah bilang “shalat sendiri itu, setan lebih leluasa menggoda. Tapi kalau shalat jamaah godaannya bisa lebih di tekan, apalagi kelebihannya kita bisa fokus, karena shaf rapat, imam memimpin shalat dan kita fokus bersama” gitu seingatku. Jadi uda bagus lah kamu ini shalat jamaah, hidupkan musholah desa kita ini” jawab kang mamad sembari menepuk pundak pemuda bernama Yono itu.

Yono pun mengangguk “Sudah bagus ya berarti kang, alhamdulillah.. tapi kang dapat pahala tidak aku ini, tiga rakaat pikiranku melayang ke mana-mana. Hiks hiks”. “Haduh-haduh jangan lah kamu masalahkan itu, pahala atau tidak itu urusan Allah, di terima atau tidak itu urusan Allah. Kita cuma melakukan yang terbaik yon. Oh iya, aku juga ingat kata Pak Buchori, waktu kami belajar kitab fathul qarib dulu, beliau pernah bilang sebagai intermezzo sepertinya gini beliau bilang “kalau shalat jamaah itu, kalau ada jamaah tidak khusuk , imam khusuk maka  shalat nya di terima. Kalau ada imam tidak khusuk, jamaah ada yang khusuk, shalat jamaahnya diterima, kalau ada dua-duanya gak khusuk, berjamaahnya diterima” gitu katanya. Jadi sudahlah segera kita perbaiki niat, jangan kau muram-muram gitu. Aku juga sering tak khusuk dan aku juga masih memperbaiki diri, jadi ayo kita istiqomah perbaikin diri sama-sama” ujar kang mamad kebanggaan desa.

“Oke kang, aku mau pulang cepat-cepat kalau begitu sebelum shalat isya dimulai” jawab yono sembari berdiri dan memasang mata berbinar. “ngapain kamu pulang? sini temanin aku ngaji bareng anak-anak sembari nunggu isya” jawab kang mamad dengan persuasive.

Tidak dulu hari ini kang, Aku mau menenangkan pikiran. Cumi kesukaanku belum ku santap . Bahaya kalau nanti isya’ aku kepikiran cumi kang!!” sahut yono

“Dasar kamu ini, ya sudah sana pergi, jangan lupa kamu jamaah lagi nanti kalau sudah adzan isya’ memanggil” timpal kang mamad.

“Oke kang !! nanti ku bungkuskan cumi terbaik mamak untuk akang” sahut yono sembari berjalan

“Tob markotob, ku tunggu kamu disini” sahut kang mamad ceria

“Assalamu’alaikum” teriak yono berpamitan sembari bergegas pulang.

“Wa’alaikum salam wr wb” jawab kang mamad.

Kang mamad pun segera kembali ke tujuan awalnya , hem.. mendisiplinkan bocah kampung yang masih berkeliaran di latar mushola.

“Ayo sini,,, ngaji kita....” teriak kang mamad si jaga kunci mushola kampung.



Inspired by alam pikiran yang mencoba mengusir prasangka atas pesan penting yang belum terjawab. Apabila ada salah kata datangnya dari saya, mohon maaf dan terimakasih sudah membaca coretan saya wkwk

Belajar Menulis [Part 1] Back to that moment



Jadi ceritanya kemarin saya mengikuti seminar kepenulisan yang diadakan oleh organisasi yang saya ikuti di kampus. Dalam seminar kemarin kita diberi tips untuk membuat tulisan dari penggalan pemikiran yang ada di otak kita. 
Nah, karena berhubung sekarang hujan dan jam kuliah yang tentatif semakin membuat kita menjadi korban php. Saya berfikir akan lebih baik kalau waktu semi mengganggur ini saya coba untuk membuat tulisan sebagaimana tips yang diberikan kemarin. 


Jadi dipikiran saat ini ada : Hujan  - Sekolah – Aktivitas pagi


“Tik tik tik” suara riuh hujan terdengar harmonis seirama bersama suara tarian keyboard yang nampak akrab dengan jemari yang tak lentik ini. Beradu, berlari, berlomba, mencoba mendeskripsikan angan tentang tiga hal yang terpaut dalam permainan kata. Memaksa angan untuk terbang melayang ke latar tak biasa. Latar masa sekolah yang bahagia. Ada kisah masa lalu tentang gadis mama dengan aktivitas rutinnya. Hujan mengantarkan jemari lincah tuk bercerita, tentang suara adzan subuh dengan langit temaram dihiasi sinar bulan yang terpancar lelah tuk menyambut mentari datang. Adzan subuh menjadi hal paling sakral dalam dunia sekolahnya, tanda pertama tugas rutin datang, menyincingkan selimut berat, mendengar kloteng kloteng piring dan panci pertanda “dapur memanggil”. Hentakan hentakan kaki di teras pertanda “bangun kan si bangkong ke masjid” dan hembusan angin bersama seretan dedaunan yang menggelitik hati dengan kewajiban kedua “segera bereskan kami dengan sapu lidi”. Haha, rindunya masa itu, ketika masih sekolah.

Ketika bacaan favorit pagi bersurah Ar-rahman telah menyambut semangat gembira, ketika dedaunan telah tersenyum ria dengan familinya dalam tabung biru dekomposer kebanggaan kampung. Saat itu, gas lpj mulai merajuk meminta segera “dipekerjakan”. Alamak! 16 tahun terkadang menjadi scene terhebat dalam urusan “me-ngeng-gan” diperkerjakan, hingga mamak mulai meneriakkan mantra mantra penggetar seperti “Perawan isuk-isuk males! Ndang budal”. Kata perawan seolah menjadi mantra wajib untuk membedakan mana kasta “tetua” dan “pekerja” tentu saja yang muda yang bekerja.

Dengan saksi sandal jepit setia bersama “ledok” sawah depan rumah yang akrab berbincang dengan sol karet. Si gadis mama berjalan menyusuri jalan menuju kompi bahan makanan yang selalu ramai dengan gosip bibi bibi kampung tentang harga cabe yang meningkat atau gosip hangat artis kampung sebelah. “Ah,, mungkin ini yang membuat mamak malas mau belanja” kalimat yang selalu terlintas ketika bibi desa mulai beraspirasi bersama kabar burung kemarin yang tak sabar ia sematkan ke dalam pikiran pendatang baru.

Habis lah waktu berbincang bersama bibi desa, mulailah senyum tersungging bersama sayur hijau dan “ikan benggol” yang tak pernah terlupa di jinjing. Ah.. mata ini selalu nikmat ketika memandang suasana pagi, saat temaram di langit berganti menjadi mega merah yang slalu buat kau yakin “hem.. sudah jam enam”.

Di pertengahan jalan, akan selalu ada gerombolan prajurit lucu dengan pemimpin suku ‘si cuming’ berlari lincah dan mengikuti si gadis. Mengeyong dengan 11 prajuritnya sembari melakukan improvisasi suara 1 , 2, 3 bak paduan suara profesional nan riuh seolah berpesan “ayo cepat jalan, kami sudah lapar.. mana benggol kamiii !! meong, meong...” haha, menarik sekali masa itu. #cuming? Apa kamu masih hidup ?

Belanjaan datang, lpg senang, mamak mulai bermain lincah dengan wajan dan perkakas tercinta sembari si anak bersiap sambut petualangan baru bersama kawan seperjuangan.

Ini kisah tentang hujan yang berakhir dalam celotehan nostagia pagi masa sekolah. 


Wkwkwk gak jelas .. its ok ! :D


Kamis, 09 Februari 2017

Kompetisi Vs Kolaborasi

Kompetisi vs Kolaborasi


     Sekarang adalah masanya persaingan. Dimana pun kita berada kita pasti menemui adanya persaingan. Di rumah [kompetisi dengan saudara membahagiakan kedua orangtua misalnya]; Di lingkungan tetangga [Dinamika rumput sebelah lebih hijau hingga berlomba menghijaukan rumput sendiri misalnya]; hingga di sekolah , lingkungan kerja dan lingkup yang lebih luas lagi adalah antar negara.

       Lalu pertanyaannya "Apakah Kompetisi itu penting?"

    Kebetulan sekali, pagi ini saya sedang tergerak mendengarkan salah satu saluran radio. Disana di bahas tentang tema ini "Kompetisi vs Kolaborasi". Saat itu lah saya mulai berfikir "Aaah benar juga? Kompetisi dan kolaborasi, mana yang lebih penting?" 

    Secara pribadi sebenarnya saya tidak pernah memikirkan ini sebelumnya karena selama hidup saya, saya merasa senang dengan persaingan dan terkadang saya juga menikmati kolaborasi. Tidak ada yang salah dengan dua hal tersebut. Jika dibuat proporsi saya akan mengatakan keduanya penting dengan proporsi 50:50. Karena menurut saya pribadi tidak mungkin kita bisa stabil dengan persaingan seumur hidup sedangkan kita manusia biasa yang nanti kalau kita mati akan butuh bantuan orla untuk dimakamkan, dan tidak mungkin juga kita bisa terus berkolaborasi tanpa persaingan karena kita bakal stagnan di titik nyaman dan jarang menikmati "kenikmatan keberhasilan yang hakiki".  aku sedang berbicara tentang kemenangan ketika kau telah berusaha keras meraihnya saat kau hanya underdog dibanding sainganmu. 

     Tapi usut demi usut saya mulai berfikir saat ada pertanyaan di radio mengatakan "Tapi jika disuruh memilih mana yang lebih dulu penting dimiliki ? persaingan atau kerjasama?" Saat itu saya mulai tertarik dengan arah pembicaraan. Saya lupa siapa yang membawakan acara tapi kalau tidak salah saluran radionya adalah smart fm. 

Hasilnya? Saya sangat setuju. Ini dia kesimpulannyaa : 

Mana yang lebih penting ? Tidak ada. Semua penting 
Mana yang lebih baik diajarkan pada anak anak kita terlebih dahulu? Jawabannya kompetisi.

    Pada dasarnya memang kompetisi adalah penting. Sebagaimana kita yang diciptakan dari kompetisi sperma, seperti itulah kompetisi itu penting bagi manusia. Tanpa kompetisi kita tidak akan bisa lahir ke dunia, Tapi dengan alasan ini tidak ada yang bisa dikatakan lebih penting mana kompetisi atau kerjasama. Why? masalahnya memang kita dilahirkan dari kompetisi tapi hayooo.. Sperma dan ovum bertenu membentuk kita karena apa hayoo? Yap. Kerjasama orang tua kita.

        Tapi, Jika harus ditanya mana yang lebih dulu maka persaingan / kompetisi adalah jawaban yang tepat. Sebagaimana analogi kita lahir. Kita lahir karena kompetisi dan kerjasama. 1. Kompetisi mendapatkan pasangan (lawan jenis) yang dalam artian ibu dan bapak kita. 2. Kerjasama mereka berfertilisasi mendapatkan tujuan bersama yakni buah hati aka kita .3. Persaingan kembali sperma untuk mebuahi ovum dan terakhir kerjasama setiap senyawa untuk mempertahankan morula, blastula untuk berkembang menjadi daging hingga manusia utuh macam kita.

   Atau contoh tentang anak sekolah misanya. Mana yang lebih dulu harus dikenalkan? kerjasama atau kompetisi. Menurut pembicaraan yang sepaham dengan penulis kompetisi adalah penting dalam penumbuhan kemampuan yang identik dengan kemengan pribadi (menjadi pribadi yang lebih baik) selanjutnya saat kita sudah bisa tahu cara mengembangkan diri maka penting ita mempelajari kerjasama demi mecapai kebahagiaan bersama (public victory) karena ingatlah kita adalah manusia yang tidak bisa hidup sendiri. Ibarat anak sekolahan kita harus bisa dulu cara berkompetisi untuk tahu bagaimana kita bisa belajar dengan nyaman sesuai dengan kemampuan kita, bagaimana kita bisa all out untuk kemampuan kita hingga akhirnya kita bisa berkerjasama untuk mebangun bangsa.

     Kalau tidak ada kompetisi ibarat anak sekolah dia akan terus menyontek, saling bekerjasama tanpa bisa melakukan apapa alias jadi follower karna tak mampu berkompetisi. Seperti itulah kompetisi dan kerjasama sama sama penting. Kompetisi penting untuk kita mendapat kebaikan dan kemampuan, sedangkan kerjasama membawa kita ke manusia sesungguhnya (berguna) dengan mendapatkan kebahagian bersama.

     So..Setelah membaca artikel unek unek agak gak jelas ini. Ayolah kita sama sama meningkatkan minat berkompetisi positif dan meningkatkan kemampuan kolaborasi kita dengan arah "memberikan manfaat pada diri sendiri dan orang lain hingga negara".  Karena kompetisi saja bisa bikin orang egois tanpa kerjasama. Kemenangan sendiri / kepuasan sendiri untuk apa kalau tidak berguna / memberi manfaan untuk orang lain (non sense) 

    So yuk sama sama mengimbangkan antara kompetisi dan kerjasama. sebagaimana Vendor dan pemerintah dalam pengadaan barang. Vendor perlu bersaing untuk mendapatkan Price rendah dengan Qualitas optimal. Dan pemerintah perlu berkerjasama mencipta keadilan dengan bebas KKN memilih vendor dengan objektif demi kepentingan bersama (saat kompetisi dan kerjasama bersatu) saat itulah kesejahteraan umum dapat terjaga

    Sebagai penutup, hal yang perlu di garis bawahi adalah Tidak ada yang salah dari kompetisi, yang salah adalah bagaimana cara menyelesaikan kompetisi. Apakah memilih cara sportif atau cara licik karena ketidak mampuan sendiri. Upgrade our-self and Lets be a Rival to be the best of ourself ! and Lets be Team to bring Paradise around the world. 

#Just balbing the unek unek

Materialitas dan Resiko

RESUME

CHAPTER 9

MATERIALITAS DAN RISIKO




*     Pendahuluan :

o   Siklus audit
§  Menerima klien dan melaksanakan perecanaan audit awal.
§  Memahami bisnis dan industri
§  Menilai risiko bisnis klien
§  Melaksanaakan prosedur analitis pendahuluan
§  Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inherent.
§  Memahami pengendalian internal dan menilai risiko kecurangan.
§  Mengembangkan rencana serta program audit secara keseluruhan.

*     Sekali lagi, auditor hanya memberikan “kepastian yang layak” dalam artian tidak memberikan kepastian mutlak bahwa akan ada risk LK tidak disajikan secara wajar. à Auditor hanya melakukan dengan sebatas pada info yang material saja. (karena tidak praktis, auditor cek semua data termasuk yang tidak material)

***

  Materialitas salah saji adalah tingkat salah saji yang dapat mempengaruhi pertimbangan pengguna laporan keuangan.
Artinya, materialitas sama seperti ambang batas ketoleransian, semakin tinggi materialitas semakin sedikit bukti yang dibutuhkan auditor, begitupula sebaliknya.

      Materialitas salah saji bersifat relatif, lain perusahaan lain ukuran, serta ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional auditor.

      Pertimbangan profesional adalah pertimbangan objektif yang dilatarbelakangi oleh pendidikan, pelatihan, dan pengalaman akuntan.

      Materialitas salah saji ditentukan pada dua tingkat, yaitu:
1.      Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan.
2.      Tingkat segmen audit (transaksi, saldo akun, dan  pengungkapan), dikenal dengan istilah performance materiality.

      Materialitas juga ditentukan pada tahap perencanaan audit dan pada tahap kesimpulan audit (evaluasi hasil audit).

 PENERAPAN MATERIALITAS

 Pada tahap perencanaan audit:
1.     Menentukan materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan (utamanya laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif).
2.     Menentukan materialitas pada tingkat saldo akun (performance materiality).
Materialitas tingkat saldo akun penting untuk ditetapkan, karena audit laporan keuangan pada dasarnya adalah audit untuk elemen-elemen laporan keuangan.

Pada tahap kesimpulan audit
1.     Membuat estimasi total salah saji segmen atau elemen laporan keuangan.
2.     Membandingan estimasi kombinasi salah saji dengan estimasi awal materialitas atau revisi asesmen materialitas (revised judgment about materiality). Revisi asesmen materialitas adalah perubahan angka materialitas dari yang telah ditetapkan pada saat perencanaan audit.

A.     MENETAPKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN.
Pertimbangan pendahuluan penting untuk mengetahui seberapa banyak bukti yang diperlukan auditor atas kriteria tertentu.

      Faktor-faktor yang mempengaruhi asesmen materialitas

1.   Materialitas adalah asesmen yang bersifat relatif, bukan bersifat absolut atau mutlak. Artinya materialitas di perusahaan kecil belum tentu material untuk perusahaan besar.
2.    Dalam melakukan asesmen materialitas memerlukan angka pembanding. Karena ke-kompleksitasannya, materialitas sulit untuk di tentukan dan secara aturan standar SAK ataupun audit tidak memberikan pedoman tetap akan cara / prosedur menentukan materialitasan karena sifatnya yang kompleks maka, diperlukan pembanding (dasar) untuk menentukan kematerialitasan. Misalnya menjadikan laba bersih sebelum pajak sebagai dasar kematerialitasan akan pertimbangan kebutuhan pengguna lap keuangan dan keurgensiannya menyangkut kinerja perusahaan.
3.    Materialitas bisa dipengaruhi oleh faktor kualitatif, dalam arti salah saji secara kuantitatif tidak material tetapi secara kualitatif material, misalnya salah saji yang disengaja dan terpola. Materialitasan juga dinilai dari segi kualitatif, maksudnya material akan salah saji dari kecurangan lebih bernilai dari  salah saji karena kecerobohan, akibat dari faktor kecurangan berdampak besar bagi pengambil keputusan karena melibatkan kinerja perusahaan.

Intinya, materialitas penting pada dampak apa yang ditimbulkan dalam pengambilan keputusan.

A.     Alokasi materialitas tingkat laporan keuangan ke tingkat saldo akun (performance materiality)
Audit dilakujan dengan pengumpulan bukti per segmen, maka untuk membuatnya lebih akurat diperlukan pengalokasian materialitas ke tingkat saldo akun.
Audit dilakukan dengan cara menguji kewajaran elemen-elemen laporan keuangan, oleh sebab itu untuk keperluan audit, materialitas tingkat laporan keuangan harus dialokasikan ke tingkat saldo akun. Materialitas saldo akun disebut dengan materialitas kinerja (performance materiality).

Auditor umumnya mengalokasikan materialitasnya kepada segmen neraca, karena dipandang lebih sedikit dan berhubungan erat dengan transaksi terkait perusahaan dan merupakan data krusial.

Auditor umumnya mengalami kesulitan dalam neraca :
1.      Memperkirakan akun2 tertentu mengandung lebih banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya
2.      Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan
3.      Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini.

Dalam pengalokasian neraca “hal yang tidak berhubungan langsung dengan laba-rugi harus dipertimbangkan secara terpisah” misal klasifikasi wesel bayar sebagai utang usaha.

·        Dasar alokasi materialitas:
a.      Potensi salah saji, semakin kecil potensi salah salah, semakin besar alokasi materialitas, artinya semakin besar toleransi terhadap temuan salah saji, begitu pula sebaliknya.
b.     Potensi biaya audit, semakin besar potensi biaya audit, semakin besar materialitas. Meskipun demikian, efektifitas audit tetap tidak bisa dikorbankan dengan pertimbangan biaya audit.


Dalam audit, pengalokasian ini berfungsi untuk lebih memastikan keakurtan kebutuhan bukti audit baik dalam neraca ataupun laba rugi, secara garis besar pertimbangan pendahulun paling tidak “lebih baik” lebih besar atau sama dengan materialitas saat kesimpulan atau hasil.


B.     Mengestimasi salah saji dan membandingkan dengan pertimbangan pendahuluan (KESIMPULAN/HASIL)

Proses ini ada dari pelaksanaan audit. Ketika melaksanakan prosedur audit, auditor waijib membuat kertas kerja u/mencatat salah saji yang ditemukan.

·        Salah saji ada dua :

*     Salah saji yang diketahui, salah saji dlm akun yang jumlahnya dapat ditentukan auditor. Misalnya salah saji dari lease yang dikapitalisasi yg seharusnya dicatat sebagai operating lease.

*     Salah saji yang mungkin(POTENSI), ada dua (Salah saji dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun. (perbedaan penyisihan piytang tak tertagih atau kontijensi. (Salah saji atas proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi) salah saji ini adalah salah saji dari pertimbangan sampel yang di check bukan keseluruhan, dan dari salah saji atas sample yang ditemukan dibuat Proyeksi atau Ekstrapolasi atau estimasi tentang berapa salah saji secara keseluruhan ( hal ini rentan karena sample  belum tentu mewakili populasi secara keseluruhan. Dalam hal ini Proyeksi langsung dapat dilakukan dengan rumus :

§  Salah saji sampel bersih / Total sample * Total populasi
Ketika ternyata proyeksi gabungan (kesalahan sampling dan sallah saji dari yang di ketahui proyeksi langsung > dari salah saji yang bisa ditoleransi maka harus ada tambahan audit yang lebih fokus pada “segmen” terkait.

o   Potensi salah saji adalah:
1.      Salah saji karena perbedaan estimasi klien dengan estimasi auditor
2.      Estimasi salah saji berdasarkan hasil pengujian sampel bukti audit.

*     Hubungan SPI, materialitas, dan bukti audit:
1.      SPI kuat à potensi salah saji kecil à materialitas besar (toleransi terhadap salah saji besar) à bukti audit relatif sedikit.
2.      SPI lemah à potensi salah saji besar à materialitas kecil (toleransi terhadap salah saji kecil) à bukti audit relatif banyak.

Kekuatan dan kelemahan SPI didasarkan pada hasil pemahaman dan pengujian pengendalian.


*     RESIKO AUDIT

Tujuan audit adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Ada kemungkinan tujuan ini tidak tercapai karena adanya risiko salah saji tidak ditemukan.
Resiko erat kaitannya dengan “ketidakpastian” dalam auditing.
Untuk menghindari / menekan resiko, auditor menggunakan Model RISIKO (sesuai SAS110)
Planed detection risk = Acceptable audit risk / (Inherent risk + Control risk)

A.     JENIS RESIKO
1.     Resiko deteksi yang direncanakan (Planned detection risk)
Adalah resiko kegagalan bukti audit pada suatu segmen mendeteksi kesa;ahan saji yang melebihi toleransi.
Resiko ini >< dengan bukti (semakin rendah resiko àbukti semakin banyak )
Semakin rendah resiko PDR maka auditor ingin bukti mampu dan kredibel mendeteksi kesalahan pada segmen terkait otomatis untuk membuatnya kredible butuh bukti yang lebih banyak.
2.     Resiko Inherent
Adalah resiko dari penilaian auditor terkait kemungkinan salah saji material dalam segmen sebelum menilai keefektifan PI (PI ada sendiri = CR)
Resiko ini >< Resiko deteksi yang direncanakan (PDR) ~ dengan Bukti audit
Semakin rendah Resiko Inherent, penilaian akan kemungkinan salah saji material menurut “AUDITOR” sedikit maka bukti audit semakin sedikit dan sebaliknya
3.     Resiko Audit yang dapat diterima

 Dari sisi klien, terdapat dua macam risiko, yaitu:

1.     Risiko bawaan (inherent risk), yaitu risiko salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disebabkan oleh faktor SPI.
2.     Risiko pengendalian (control risk), yaitu risiko SPI tidak mampu mencegah dan mendeteksi salah saji dengan segera.

Catatan khusus:
      Risiko bawaan akan berubah menjadi risiko pengendalian pada saat risiko bawaan sudah dicoba diatasi dengan sistem pengendalian tetapi kesalahan tetap terjadi.
      SPI harus mampu mencegah dan mendeteksi salah saji dengan segera, karena jika tidak segera bisa jadi kesalahan sudah berdampak fatal terhadap pengguna laporan keuangan.

Dari sisi auditor, risiko terdiri dari:

1.     Risiko deteksi, yaitu risiko auditor gagal mendeteksi salah saji material, pada saat audit sudah direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat dan hati-hati, sesuai dengan standar audit yang berlaku.
2.     Risiko audit, yaitu risiko auditor salah dalam memberikan opini atas laporan keuangan, disebabkan karena salah saji material dalam laporan keuangan tidak terdeteksi atau tidak diketahui oleh auditor, setelah audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit.
3.     Istilah “risiko”  hanya berlaku pada saat upaya pencegahan risiko telah dilakukan dengan baik. Jika upaya pencegahan belum dilakukan dengan baik, maka istilah yang tepat bukan “risiko” tetapi “kegagalan/failure”
4.     Risiko, Materialitas, dan bukti audit.
5.     SPI Kuat = Risiko pengendalian rendah  à Risiko bawaan rendah à Potensi salah saji kecil à Materialitas besar à Risiko deteksi besar  à Risiko Audit besar à Bukti audit sedikit
6.     SPI Lemah = Risiko pengendalian tinggi  à Risiko bawaan tinggi à Potensi salah saji besar à Materialitas kecil à Risiko deteksi kecil à Risiko Audit Kecil à Bukti audit banyak.

Risiko Deteksi dan Risiko Audit
Risiko deteksi dan risiko audit adalah dalam kontek acceptable risk atau tingkat keberanian auditor untuk mengambil risiko. Maka jika SPI kuat, potensi salah saji kecil, maka risiko deteksi dan risiko audit menjadi besar.

      Kuat dan lemahnya SPI disimpulkan melalui hasil pemahaman dan pengujian SPI.

      Risiko perikatan audit (engagement risk), adalah risiko kerugian yang dihadapi oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit, meskipun pelaksanaan audit dan laporan audit telah dibuat dengan benar.

      Risiko perikatan berhubungan dengan risiko bisnis atau kegagalan bisnis yang berimbas pada tuntutan hukum kepada auditor, meskipun dalam kasus semacam ini auditor pada dasarnya tidak bisa dituntut, karena risiko bisnis tidak ada hubungannya dengan pelaksanaan audit.


Sumber : Arrens dan lain lain