Sabtu, 21 September 2024

Takut Naik Pesawat? Emang Ada? Yuk Kenalan dengan AEROPHOBIA

      Pernah kah kalian mendengar tentang seseorang yang takut naik pesawat? bahkan terkadang ketika mereka akan naik pesawat ke suatu tempat entah karena liburan atau keharusan, salah satu dari mereka mendadak terkena insomnia (kesulitan tidur) di hari-hari menjelang keberangkatan. Cukup aneh, tapi ini memang kondisi yang sebenarnya memang ada di dunia ini.

Kenapa sih itu bisa terjadi? Yuk kita bahas bersama agar kita saling mengerti !



Istilah takut naik pesawat dikenal dengan sebutan Aerophobia.
Setiap orang memiliki "ketakutan" akan sesuatu, bisa takut miskin, takut tidak bahagia, takut dengan serangga, takut dengan ruang sempit, takut dengan kucing, juga takut naik pesawat. Tidak ada yang aneh dengan ketakutan, karena sesungguhnya kita hanyalah manusia, yang memang wajar untuk memiliki banyak rasa, termasuk takut. Jadi pelajaran pertamanya mari kita belajar memahami peristiwa agar kita bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan. Lanjut ...

Aerophobia adalah ketakutan yang berlebihan (ekstrim) terhadap penerbangan, baik dengan menggunakan pesawat atau helikopter. Ketakutan ini umumnya hadir saat diri berada dalam pesawat/helikopter, saat pesawat/helikopter lepas landas ataupun saat mendarat.

Penyebabnya apa? 
Sama seperti berbagai phobia lainnya, banyak hal yang mendasari seseorang bisa merasakan "ketakutan". Bisa karena pengalaman buruk, atau pandangan tentang penerbangan yang traumatis, atau ketakutan pada kematian misalnya, atau bisa juga karena trust issue dengan kemampuan manusia yang bisa menerbangkan pesawat/helikopter? dan lain lain. Setiap individu memiliki latar belakang berbeda kenapa ia bisa merasakan aerophobia.

Bagaimana sih perasaan orang yang sedang mengalami aerophobia?
Dilansir dari situs halodoc.com (referensi nanti penulis tuliskan di bawah)

Orang yang sedang mengalami aerophobia bisa merasakan perubahan sebagai berikut :
  1. Orang tersebut bisa merasakan serangan panik hingga tubuh terasa panas dingin
  2. Emosi yang tidak stabil bisa mengakibatkan seseorang menjadi pusing 
  3. Keringat yang berlebihan (hiperhidrosis)
  4. Palpitasi jantung.
    Apa itu? Palpitasi jantung adalah sensasi yang terasa pada detakan organ jantung yang semakin kencang. Biasanya kita kenal dengan istilah jantung berdebar tidak teratur. 
  5. Mual / Mabuk 
  6. Pada beberapa kasus yang parah, kekhawatiran dan ketakutan tersebut bisa mengakibatkan sesak nafas (Dispnea)
  7. Tubuh gemetar
  8. Ada pula sakit perut / gangguan pencernaan (dispepsia)
Kapan sih? Ketakutan ini dianggap sebagai Aerophobia? dan kapan ketakutan ini dianggap wajar?
Ketakutan dianggap menjadi phobia ketika ketakukan itu sudah dirasa tidak rasional. 
Tidak rasionalnya sejauh mana? Sejauh tidak bisa dianggap normal 😀
Saat seseorang terus memikirkan objek dan situasi yang menakutkan dari penerbangan hingga menghambat aktivitasnya sebagai manusia, contohnya sampai tidak bisa tidur berhari hari, kesulitan makan dll.
Kemudian penderita bisa merasakan ketakutan yang terus menerus (intens) selama enam bulan atau lebih, bahkan tidak menutup kemungkinan akan timbul tingkah laku mencari segala cara untuk menghindari objek dan situasi yang ditakuti tersebut.

Lalu bagaimana kalau diri kita atau orang lain (teman, keluarga, kerabat) memiliki indikasi Aerophobia?

1. Ajak diri atau kolega untuk mencoba mengubah pola pikir kita dengan menghadapi ketakutan itu sedikit demi sedikit.  (Pelan pelan ya guys ya...)

Logikanya, seseorang ketika merasakan takut biasanya terjadi karena pandangan negatif terhadap    sesuatu atau pengalaman buruk yang sifatnya traumatis, sehingga seseorang tersebut berusaha untuk melindungi dirinya, baik di bawah alam sadar atau tidak. 
Hal ini menyebabkan seseorang sekuat tenaga menghindari hal yang ia anggap tidak baik karena dianggap bisa mengakibatkan dampak buruk pada dirinya. 
Maka cara untuk bisa mengurangi anggapan yang sudah terdokrin di kepala, hati dan mental adalah dengan perlahan berusaha untuk menghadapi pusat rasa takutnya dengan tujuan memupuk positivisme (pandangan positif) bahwa "ou ternyata bisa lo tidak berbahaya".

Caranya bagaimana ? Bisa dilakukan dengan memulai mengunjungi bandara, atau melihat pesawat tiba dan berangkat dengan selamat. Bisa juga dengan melihat video-ideo penerbangan di internet atau menambah pengetahuan tentang penerbangan yang aman dan menyenangkan misalnya. 

Tentu hal tersebut dapat dilakukan secara bertahap karena perubahan itu memang terjadi dengan bertahap kalau langsung instan namanya keajaiban. 

2. Perawatan diri.

Perawatan diri ini dapat dilakukan dengan cara mencari informasi atau menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana pesawat atau helikopter dan sejenisnya bisa terbang, bagaimana SOP (Standar Operasional) Penerbangan suatu pesawat atau helikopter, Apa itu turbulensi, kenapa bisa terjadi. bagaimana suara di pesawat bisa mengganggu telinga dan bagaimana tips dan trik dari orang yang sama sama merasakan aerophobia dalam menghadapi ketakutannya. 

Perawatan diri lainnya bisa dilakukan dengan mencoba mengidentifikasi kenapa sih kok bisa diri ini takut banget pada penerbangan. apabila sudah dikenali pikiran negatif itu berasal dari mana, maka langkah selanjutnya berlatih dengan realistis untuk mengatasi pikiran pikiran negatif tersebut. 

Lalu terakhir kita bisa mulai untuk berlatih chill... Apa itu? latihan tenang dan relaks. Bisa mulai belajar teknik pernafasan dalam, visualisasi dan cara relaksasi otot progresif terhadap hal hal yang memicu kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan. sehingga seiring berjalannya waktu dan latihan kita bisa mengontrol rasa takut itu, atau bahkan bisa jadi berani. 

Bayangkan saja kalau kita sudah berani mengatasi aerophobia, maka saat itu kita punya banyak keuntungan. 
Kita bisa pergi jalan jalan naik pesawat lebih jauh, kita bisa punya value lebih ternyata kita bisa mengatasi ketakutan ini, sehingga bukan tidak mungkin kita bisa mengatasi ketakutan dan tantangan tantangan yang lebih hebat di depan kita.

Apakah ada hal yang perlu kita hindari agar tidak memperparah kekhawatiran dari Aerophobia?
Ada, salah satunya adalah hindari yang bisa memperburuk fisik saat khawatir, misalnya kafein atau obat obatan dan alkhohol. Selanjutnya kita bisa berbagi kekhawatiran dengan orang orang yang kita yakini sayang dan bisa mengerti kita (bisa dari teman, anggota keluarga atau teman sebaya), karena mencurahkan isi hati juga termasuk dari usaha relaksasi. 
Jangan bilang ke musuh ya atau orang yang punya indikasi tidak menyukai kita, nanti kita bisa dihina atau diremehkan, bukan malah bikin tenang malah bikin emosi dan mental down. 
Jangan ya dek ya...

Selanjutnya, kita bisa pergi ke penyedia layanan kesehatan untuk mengkosultasikan kondisi kita, sehingga kita bisa mendapatkan insight tentang diri kita. 

Kapan harus ke dokter ?
Saat kamu rasa kamu butuh ke dokter. Saat ketakutanmu bisa mempengaruhi produktifitas dan kesehatan mental, tubuh, diri dan lingkungan. 

Semangat !

Sekian informasi yang bisa penulis beri di bagian Takut Naik Pesawat? Emang Ada? 
Semoga bisa bermanfaat dan menambah ilmu untuk kita semua. 

Kesalahan ada pada penulis, mohon maaf apabila ada salah. 
Apabila ada tambahan atau hal yang dirasa tidak sesuai bisa kita diskusikan di bawah (kolom komentar), dan terimakasih. 

Segala kebaikan berasal dari Allah, semoga kita semua selalu mendapat hal baik yang diridhoi-Nya.
Semoga hari mu menyenangkan... 

Sampai jumpa



Referensi :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar